Belajar Bahasa Jambi
Jambi

Bahasa Daerah Kota Jambi, Yuk Lihat Perbedaannya!

Basenglah,”.. Saat awal-awal mendengar kata ini sering banget harus berpikir ulang artinya apa ya? Beberapa kosakata baru meski sudah pernah dijelaskan oleh teman masih kecarian, apalagi kalau masih jarang atau baru 1 atau 2 kali dengar.

Jujur saja selama di Kota Jambi banyak kosakata baru atau bahasa daerah disini yang memang sering digunakan dalam interaksi sehari-hari. Bagi pendatang akan kelihatan dari bahasa yang digunakan, bukan hanya logat tapi penggunaan beberapa kata. Bukan keseluruhan ya! Meski saya berasal dari Provinsi yang tetanggan dengan Jambi, sering banget masih mencerna ulang maksud dari lawan bicara.

Sebenarnya tidak sesulit kita mendengar bahasa daerah yang pakem gitu, tapi hanya beberapa kosakata yg diganti gitu. Disatu sisi aku senang karena menemukan hal baru dan wajib banget harus didokumntasikan dalam tulisan. Contoh kecilnya yaitu penggunaan kata ‘kami’. Tahu sendiri kan, saat belajar bahasa Indonesia sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi ialah jamak yang berarti lebih dari satu orang. Nah, uniknya disini kata ‘kami’ itu artinya saya atau aku yang versi sopannya gitu. Jadi kata kami jadi maknanya tunggal bukan jamak lagi.

Benar kata orang-orang, dimana bumi dipijak disitu langit di junjung. Jadi sebagai pendatang baru atau orang yang sering mendengar kata kami tapi dengan makna saya harus berpikir ulang dia sendirian atau rame-rame ya. Lama-lama aku mulai menerima bahkan sekarang mulai sering menggunakan kata ini dengan arti tunggal. Persetan dengan bentuk jamak atau tunggal bukankah di komunikasi makna pesan yang disampaikan itu bisa diterima sama antara pemberi pesan dan penerima pesan. Ibaratnya itu itu adalah makna atau kata yang disepakati oleh orang yang tinggal di kota ini. Hanya berharap tidak keceplosan saat ngobrol dengan teman atau orang yang bukan orang Jambi.

Kata-kata berikut menjadi yang baru kutemui khsususnya dalam obrolan teman-teman selama di Kota Jambi

  • Aek: air (ini mendekati ya, cuma diganti dikata akhir aja)
  • Ayuk: mba, kakak. Panggilan umum di tempat-tempat umum
  • Baseng/basing: terserah
  • Beguyur: angsur-angsur
  • Bae: aja
  • Besak: besar
  • Dusun: desa/kampung
  • Dewek-an: sendiri-an
  • Gawe: kerja, pekerjaan
  • Galo: semua
  • Garo-garo: karena
  • Idak: tidak/ dak:gak
  • Kami: saya/aku dalam ungkapan lebih sopan
  • Katek: tidak ada
  • Kagek: sebentar
  • Lemak: enak
  • Ngapo: mengapa, kenapa
  • Nian: sekali; rame ian: rame sekali
  • Pacak: bisa
  • Payo: ayo. kuy
  • Sekok/sikok: satu
  • Sosoan: kembalian
  • Tunak: berhenti, diam
  • Yo/ye: ya

Kata-kata diatas untuk di Kota Jambi saja ya! Jika bahasa daerah yang ada di Jambi berbeda lagi. Oh iya, kata-kata itu mirip-mirip dengan bahasa Palembang juga lho. Ada banyak kosakata lain sebenarnya tapi lebih ke huruf vokal yang diubah ke o, e dan huruf akhiran gitu jadi masih mudah dimengerti orang pendatang. Seperti kata air jadi aek, kemana jadi kemano.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *