
Boba: Bukan Sekadar Jualan Minuman Namun Menjadi Tempat Nongkrong di Bondar
“Sadia lae,” ucap seorang lelaki pada orang yang berjaga. Interaksi dengan bahasa batak disini sering terjadi disini. Obrolan sesama teman tongkrongan atau orang tua. Hal ini terjadi bukan lapo tuak atau rumah makan batak, tapi di Boba.
Booth minuman manis yang buka mulai sore hingga malam ini dikenal dengan sebutan Boba disini. Tidak heran penamaan familiar ini diambil dari menu andalan mereka, yakni minuman berasa dengan topping boba. Gerai minuman yang di inisiasi oleh anak muda Bondar ini dilengkapi dengan lampu neon berwarna kuning dan cahaya lampu yang terang. Terlihat estetik dengan hadirnya pohon kelapa setinggi 5 meter di dekat antara 3 meja dan kursi-kursi.
Selain menyajikan minuman, Boba atau You and Me ini juga menyediakan camilan ringan seperti nudget, sosis dan kentang goreng.

Namun, apakah kalian tahu yang disediakan disini hanya makanan dan minuman saja? Sejak terlontar untuk membuat usaha minuman, Arman, Djalan, Dapot, Boy memulai obrolan atau cerita mereka di pertashop. Bukan sembarang obrolan tapi kerinduan anak-anak muda ini akan hadirnya tempat nongkrong di kampung.
Menurutku mereka berhasil membuat tempat yang bisa memfasilitasi orang-orang untuk ngobrol atau berbagi cerita di Boba. Didukung oleh area yang luas hingga kursi yang mampu menampung 20 orang. Aku pribadi juga beberapa kali datang kesini sekadar menyelesaikan tulisan di blog. Bahkan ide untuk menuliskan tentang kampung Bondar lahir saat diskusi dengan Erika di Boba.
Seperti yang sudah kusebutkan diatas, lahirnya Boba tidak jauh dari obrolan di tempat nongkrong oleh Arman, Dapot, Jalan, dan Boy di pertashop. Arman memgatakan untuk mengantisipasi ide yang sudah mereka diskusikan tidak hanya wacana, maka dibuatlah perjanjian berupa uang panjar. Uang senilai 10 ribu sebagai tanda jadi ide tersebut akan dilaksanakan.
Konsep awal mereka ialah gerobak kecil jualan minuman atau makan di depan Alfamart. “Namun, karena mengalami kesulitan perihal izin berjualan harus ke Pekanbaru, maka rencana kita ubah,” jelas Arman.
Meski lokasi jualan tidak jadi, mereka masih mencari pilihan tempat yamg menurutnya di tengah kampung atau tempat usaha yang paling banyak. Maka diambillah keputusan di dekat jembatan. Kini jembatan ini bahkan ada yang menyebutnya dengan jembatan Boba. Maklum saja, sejak Boba berdiri sudah setahun, sudah dikenal banyak orang Bondar, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua.

Selain tempat, 4 orang tadi juga mencari partner tambahan. Terpikirlah dibenak mereka yaitu Devi dan Elprida. “Kalau cuman laki-laki aja bakalan enggak jelas, kita cari kawan join yang cewek,” ujar Arman saat ditanyain tentang pembentukan You and Me.
Setelah menentukan konsep yang pasti, mereka berenam langsung mencari referensi ke Pasir, mulai dari tester minuman dan makanan hingga belanja bahan dan alat untuk berjualan.
Devi mengaku setahun lebih hadirnya Boba ini, tujuan awal mereka untuk menfasilitasi tempat nongkrong anak muda itu berhasil. Ia dan teman-temannya melihat langsung bahwa tempat yang mereka rintis ini menjadi tempat ngumpul semua kalangan di kampung. Sebut saja ada anak-anak datang beli langsung, anak muda dan ibu-ibu datang untuk nongkrong dan karaoke.
Arman berpesan, kalau mau cari boba tidak perlu ke Pasir lagi karena sudah ada di Bondar. Selain tempat ngumpul yang sudah terwujud ternyata hadirnya Boba tidak lepas dari bantuan anak-anak muda Bondar saat mulai membuka boot jualan, misalnya mengambil batu-batu yang disini langsung dari sungai.#


Satu Komentar
Nelvy sinaga
Semangat Trus , Walau Semakin Banyak Saingan,Pertahankan Kualitas,kenyamanan,dan keramahan ššš¤