Resign, Novel Ringan Bacaan di Waktu Luang
“Kenapa yang disuruh revisi yang ngak subtansial sih?! Ini udah revisi yang kesepuluh!” aku mengomel sambil menyalakan komputer lagi.
Kalimat tersebut adalah paragraf ketiga pada novel yang berjudul Resign. Aku yang dimaksud ialah tokoh Alranita yang bekerja di sebuah kantor konsultas di Jakarta. Rara—panggilan akrabnya ini sudah bekerja hampir 2 tahun. Ia termasuk karyawan paling muda dan paling sering laporannya di revisi oleh Tigran sebagai Bos.
Rara bersama timnya, Karenia yang biasa dipanggilnya mba Karen. Andre Senior yang masih 8 bulan bekerja dan terakhir Carlo, namun berbeda karena secara struktural ia berada pada tim Bu Sinta. Mereka selalu membiacarakan untuk resign. Setiap obrolan yang sudah muak dengan pekerjaan, pasti deh kata-kata resign selalu muncul.
Mereka yang menyebut dirinya kacung kampret atau cungpret ini mempunyai alasannya masing-masing ingin keluar. Pertama yang termasuk kategori aman karena saat mengajukan untuk resign, Carlo dimutasi ke tim yang berbeda, namun sebagai pegawai yang baru menikah ia ingin mencari pekerjaan dengan penghasilan yang lebih tinggi. Carlo mencari better offer.
Kedua, mba Karen yang memiliki usia lebih tua dari Tigran. Ibu satu anak yang baru masuk sekolah dasar. Ia menginginkan tempat kerja dan bos yang menghargainya. Terakhir, ada Andre, umur 1 tahun dibawah Tigran dan lulusan UC Barceley. Menurut Rara, semua dokumen hampir selalu disetujui. Namun, Andre tidak puas dengan SOP kantor yang menurutnya kurang rapi dan membuatnya sangat gemas. Ia menginginkan tempat kerja yang well management dan agak santai sehingga punya waktu dengan anak.
Keluhan dari tiap cungpret tidak sepenuhnya pada keinginan tersebut. Namun, mereka harus menghadapi bos misterius. Menurut Rara, Tigran Putra Pramudiwirja mungkin outlier manusia normal atau keajaiban dunia kedelapan. Dari penelitian yang pernah dibacanya, menyebutkan bahwa pada dasarnya manusia tidak suka bekerja. Tapi bos mereka selalu iklas menhabiskan empat belas jam untuk bekerja. Kelainan kedua, Tigran lulus S1 dari NUS, S2 pertama dari UC Barceley, S2 kedua dari LSE, dan s2 ketiga dari Monash University. “Aku penasaran mengapa dia begitu rajin hingga tiga kali mengambil master,” ujar Rara. Kelainan ketiga, Tigran serius belajar atau hanya berniat mengitari separuh dunia sambil belajar? Kelainan terakhir, dia baru berusia 34 tahun sudah dipercaya menjadi bos dan memiliki tim sendiri di kantor. Dimata cungpret, Tigran dianggap pemimpin genius, misterius dan arogan tapi sudah dipercaya untuk memimpin timnya sendiri pada usia yang masih cukup muda.
Para cungpret ini membuat taruhan resign. Ini disampaikan oleh Carlo, karena kata-kata tersebut sudah sering dilontarkan namun belum ada yang berani resign duluan. Bahkan, mereka menjadikan resign sebagai resolusi diujung tahun dan bagi mereka yang terakhir keluar akan mentraktir cungpret di GAIA.
Segala usaha yang sudah dilakukan oleh cungpret ini selalu ketahuan oleh bos. Sebut saja Rara, sudah melakukan interview kerja. Besoknya, ditodong bos lalu menasihatinya, “kalau mau resign, untuk seumurmu, lebih baik tunggu dua tahun. Ngak usah buru-buru, nanti CV-nya kurang bagus kalau terlalu cepat resign.” Kata-kata dari bos ini seperti air es yang disiram ke ubun-ubun Rara.
Buku ini menceritakan bagaimana para cungpret harus menghadapi bos yang bisa membaca radar sangat kuat saat berkeinginan untuk resign. Semua usaha akan terbaca oleh Tigran. Pertanyaannya, siapakah yang akan memenangkan taruhan tersebut?
Almira Bastari sebagai Penulis ingin menyampaikan pengalamannya dari awal bekerja hingga saat ini. Menurutnya, cerita awalnya dibuat sebagai humor satir karena topik saat hanggout after office hour seringnya keinginan temannya untuk resign. Ini ditemukannya juga pada artikel yang sering dibacanya mengenai keinginan generasi milenial di dunia kerja. Resign sebagai ketidakpuasan dengan tempat kerja dan merasa lega karena sudah mengambil keputusan yang tepat. Saran dari Amira, sebagian rumput tetangga yang lebih hijau mungkin hanya karena pencahayaannya lagi bagus.
Buku ini baik bagi mereka yang ingin menikmati cerita novel yang ringan. Untuk mengisi waktu luang yang singkat untuk menambah literatur bacaan. Penyampaian bahasa yang sederhana seperti bahasa sehari-hari, sehingga pembaca tidak perlu untuk mengartikan lagi makna bacaan. Tokoh cerita yang sedikit memudahkan pengambaran cerita serta didukung dengan setting yang dimoninasi pada tempat kerja—menjelaskan aktivitas keseharian kerja di kantor konsultan ini lebih mudah dipahami namun tetap menarik.#
sebagian rumput tetangga yang lebih hijau mungkin hanya karena pencahayaannya lagi bagus